Jumat, 16 Oktober 2015

Untukmu yang menghempasku.

Aku kira aku berharga, aku kira aku ada artinya, aku kira cintamu memang nyata. Tapi semua hanya perkiraannku saja.
Harusnya aku tau akan begini lagi akhirnya. Harusnya aku tau bahwa semua cinta sama saja. Harusnya aku tau bahwa rasa sakit itu timbul karna aku kembali percaya. Harusnya aku tau bahwa menitipkan hati pada orang lain hanya akan membuatku terluka. Harusnya.
Pada dasarnya, aku selalu tau bahwa aku tak pernah bisa memilih dengan benar. Tak pernah bisa menilai dengan baik. Tak pernah bisa dicintai dengan tulus. Aku tau.
Tapi dengan bodohnya...

Jumat, 14 Agustus 2015

Butuh Waktu untuk Kembali Percaya.

Butuh waktu untuk kembali percaya.
Bukan sekali atau dua kali hati ini merasakan yang namanya dilukai.
Kadang bahkan sering kali enggan rasanya membuka lagi pintu masuk menuju ruang di hati. Banyak kecemasan dan ketakutan tentang kembali disakiti oleh seseorang yang tadinya diharapkan sebagai yang tulus mencintai.


Setelah dipikir berulang kali, mencoba kemudian gagal selalu lebih baik dari pada tidak mencoba sama sekali. Keberanian mungkin menyakitkan. Namun hidup dalam ketakutan akan jauh lebih buruk. Hati tidak akan kembali utuh setelah berkali-kali hancur berkeping. Aku tau itu. Tapi paling tidak, dengan sedikit keberanian, mungkin akan ada seseorang yang benar-benar mau dan bisa mengumpulkan kembali kepingan hati itu lalu menyusunnya bersamaku. Tetap aka nada kepingan yang terlihat cacat, namun ia akan tetap indah selama kita bisa menerima. Bukankah sesungguhnya kebahagiaan itu berasal dari keikhlasan penerimaan?