Rabu, 08 Januari 2014

Sandiwara Cinta

Aku mencintaimu tanpa tatapan mata, tanpa suara, tanpa sentuhan.
Rasa itu perlahan muncul dan mewarnai duniaku.

Sebagian orang mungkin akan menganggap cinta ini gila. Cinta yang begitu saja hadir hanya karna sebuah kepura-puraan kecil. Sebuah sandiwara manis yang perlahan membuatku lupa bahwa ini hanya sandiwara. Sandiwara yang membuatku tersenyum dan menangis tanpa sadar. Sandiwara yang membuatku ingin selalu bertegur sapa walau hanya sebatas maya.
Sandiwara yang pada akhirnya hanya menyisakan luka.





Tapi air mata tak akan kubunag untuk sesuatu yang sia-sia.
Air mata terlalu berharga jika sekedar mengalir karna luka maya.
Senyum masih dapat kupasang di garis bibir.
Tawa masih dapat ku reka di pelupuk mata.

Yah... bukankah sebagian besar hidup wanita adalah sandiwara?
Mereka terbiasa menyimpan rapat-rapat luka dan hanya menunjukkan yang bahagianya saja. Mereka tau, kelemahan bukan untuk dipertontonkan. Kelemahan harus disimpan atau dibunuh sekalian. Agar mereka yang di luar, hanya tau sisi yang tegar.. Agar mereka yang di luar, hanya melihat tawa penuh kebahagiaan.

Tegar ataukah munafik?
Entahlah...
Tapi yang jelas, wanita adalah pemain sandiwara yang luar biasa handal.




With love,
Dinda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar